Jumat, 24 Desember 2010

Riseet

Ngerjain riset, yang berujung pada kebosanan tingkat akut. Akhirnya, biar tugas tetep selesai sesuai jadwal dan hasil yang diinginkan, satu2nya cara adalah merubah mood agar jadi bagus biar bisa lanjut tugas riset.



Cafe De Sava Petra toga mas, jadi pilihan buat tempat ngerjain riset, tetep masih belum ada mood buat ngelanjut tugas riset. Akhirnya, sambil menyelam minum air, iseng foto-foto interior cafe dan ngobrol dengan pengelola cafe De Sava.

Coffee Shop De Sava adalah, kedai kopi yang dimiliki oleh bapak Johan Budi Sava , yang terletak di Jalan Pucang Anom Timur 5 Surabaya. Nama De Sava diambil dari nama belakang pemilik coffee shop ini. Pangsa pasar dari coffee shop ini adalah, kalangan menengah, melihat dari menu makanan dengan harga yang terjangkau. Konsumen yang datang pun beragam. Mulai muda-mudi sampai orang tua.


-    Penggunaan gambar cangkir pada logo, memiliki arti, bahwa de Sava adalah   coffee shop, dan memiliki menu kopi sebagai menu utama
-    Nama “de” digunakan, untuk menciptakan kesan kolonial. Seperti halnya pada masa penjajahan Belanda dahulu .
-    Warna merah pada penulisan de Sava dimaksudkan agar terlihat eye cathcing
-    Warna putih dan hitam, adalah konsep modern yang ingin diterapkan pada Cafe.

Dari hasil wawancara, secara keseluruhan interior yang ingin diciptakan pada cafe ini adalah modern kolonial, sesuai dari logo. Oke, mari kita mengkaji apa itu modern dan apa itu kolonial, sehingga kita bisa memberi sebuah pendapat apakah cafe ini sudah termasuk modern kolonial, atau belum, atau bahkan tidak sama sekali, yaaa saya hanya mencoba berpendapat ..


definisi modern : Suatu langgam yang menggunakan bentukan sederhana dan geometris dalam pengaplikasiannya pada interior maupun eksterior. Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini dan baru.
definisi kolonial menurut buku Arsitektur Indonesia di Zaman Kolonial : Adalah sebuah masa dimana sebuah budaya bercampur antara buadaya asli dengan budaya asing dibawah penjajah saat menjajah wilayah tersebut.


oke, secara garis besar, kita sudah mendapat definisi dari modern dan kolonial, selanjutnya foto eksisting dari sebuah cafe de sava










Pemakaian material kursi dan bentuk nya yang vintage mungkin bisa dibilang kursi ini termasuk kolonial. kursi pada cafe merupakan transformasi dari kursi antik pada umumnya. seperti :

http://irasaimase.multiply.com/journal/item/14
1.kursi
kursi pada gambar diatas adalah sebuah kursi antik, atau dengan nama lain adalah kursi becak. kursi ini sama dengan yang digunakan pada cafe de sava ..
hanya saja berbeda pada penggunaan material , pada cafe de sava kursi terbuat dari anyaman rotan dan besi sebagai pengganti kayu yang difinishing cat warna merah.


2. Lantai
penggunaan lantai kolonial biasanya penuh dengan ornamen dapat juga disebut tegel.


http://www.riyantoyosapat.com/arsitektur/tegel-tiles-teraso-and-cement-mixture.html


Lantai kolonial menggunakan warna-warna yang digunakan pada gmabar tegel. dan pada cafe de sava,sentuhan kolonial terletak pada pemilihan warna pada lantai keramik, yakni warna terakota.


   3. Plafon
  Untuk elemen interior seperti plafon dan kolom, tidak terlihat sentuhan kolonial. karena tidak   adanya ornamen dan plafon juga tidak di ekspos

sumber : balai pemuda (data riset arima anggraeni)

                 menggunakan plafon dengan ekspos kayu vertikal dan horizontal. pada   plafon adalah ciri plafon kolonial.

4. Kolom.
Kolom pada jaman kolonial menggunakan ornamen seperti hal nya pada plafon .. ornamen berupa sulur motif, tumbuhan ataupun flora yang dipengaruhi oleh jaman penjajahan pada masa itu.
sumber : balai pemuda (data riset arima anggraeni)

Senin, 25 Oktober 2010

Untuk tugas interior 4 objek yang harus saya desain adalah retail. saya mencari  retail apa ya yang sekiranya saya seneng ngerjainnya, jadi tingkat kejenuhan dan bosan bisa teratasi. yaa sebisa mungkin jadiin tugas ini sesuatu yang saya suka ..
akhirnya saya memilih Louis Vuitton untuk objek retail yang saya desain. Kenapa ? karena Louis Vuitton sudah mnjadi icon suatu retail fashion yang mendunia. memiliki karakter yang kuat. high class, glamour. kalo diibaratin film, si mungkin sex and the city cocok untuk icon ini.




oke, masalah pertama teratasi, saya suda mendapat objek yang saya suka, masalah kedua, ternyata dosen pembimbing menginginkan unsur budaya pada retail ini, yang Indonesia banget.
hemmmm .. okey langkah pertama yang saya ambil sebagai konsep desain retail Louis Vuitton ini adalah Glamour.Kemudian ornamen siluet reog ponorogo pada retail ini saya aplikasikan pada interior dengan tujuan sentuhan budaya Indonesia, hal ini juga untuk memberikan suasana yang berbeda pada pengunjung supaya merasakan suasana berbeda pada tiap retail di tiap negara..
untuk layout pada retail Louis Vuitton ini, saya membagi 4 area. ada area bags bar, mix and match spot, waiting area, limited edition area.

berikut adalah sketsa2 tangan saya ...



desain kursi untuk area bags bar

Desain kursi pada area bar ini terinpirasi dari ekor seekor merak yang cantik, yang merupakan elemen pembentuk dari sebuah reog Pnorogo. Material yang digunakan untuk membungkus kursi ini, adalah kain beludru berwarna hijau segar, yang melambangkan kekayaan.
area limited edition

area limited edition ini adalah sebuah area dimana diletakkan sebuah produk dari Louis Vuitton yang terbaru. Area ini terbuat dari sebuah tabung kaca. Jika dalam kerajaan, area ini diibaratkan sebagai singgasana Raja.
mix and match spot
area ini adalah sebuah area khusus bagi member louis vuitton ataupun pengunjung yang membeli produk Louis Vuitton dengan desain yang diinginkan. Pada area ini mereka dapat mendesain ddengan membri sentuhan permainan garis dan warna pada tas yang mereka beli.
meja mix and match spot dan sofa
iseng :p



Final desain ..
area mix and match spot

area limited edition


mix and match spot

bags bar

waiting area
dengan siluet reog Ponorogo pada background sofa,
mix and match spot

Selasa, 05 Oktober 2010

Restoran organik

Kunjungan yang memiliki 2 tujuan,
survey dan "perbaikan gizi". Hhehehe.. Saya pikir,
restoran organik masih jarang di Surabaya.
Ternyata, setelah browsing restoran organik di surabaya, beberapa nama dan tempat keluar menjadi deretan memenuhi layar. hemm. tapi , akhirnya saya memutuskan untuk memilih restoran di Bukit darmo boulevard, office park blok B9-10, karena lokasi yang saya tau.


Rata-rata orang berasumsi bahwa restoran organik dan vegetarian memiliki kesamaan. Pengertian dari makanan organik adalah makanan yang diproses, tanpa menggunakan pestisida buatan, penyemprotan buatan ataupun pupuk buatan. Makanan organik meliputi sayur, buah dan daging. dengan kata kunci "diolah tanpa bahan kimia". Sedangkan makanan vegetarian hanya terbatas pada keluarga sayur.

Restoran organik D'natural juga memiliki swalayan dengan menjual sayur, daging dan mie organik. Setelah makan pengunjung juga dapat berbelanja.


Okey, kembali pada tema awal , mengenai food and restaurant. Pembahasan disini, hanya mengomentari pada tata layout restaurant, dan menu makanan yang disajikan yang kemudian dihubungkan pada interior restoran.

 karena restoran organik masih terbilang jarang di Surabaya, maka sosialisasi tentang restoran juga penting, untuk mengetahui manfaat dan kegunaan makanan organik bagi tubuh.
Penataan layout pada restoran ini seperti layout restoran pada umumnya. Material yang digunakan sebagai furnitur meja dan kursi juga dari bahan alam. Yakni, eceng gondok yang dianyam dan meja dari kayu dengan cat warna coklat tanah yang selanjutnya di coating, agar cat tetap awet.


Warna terakota pada lantai, memiliki analogi, sebagai warna alami tanah, yang berarti berkesan natural.
Sedangkan peletakan dapur di depan restoran dengan partisi kaca transparan dengan dekorasi wall sticker, juga merupakan analogi bahwa pengolahan menu pada restoran ini bersifat terbuka, sehingga pengunjung bisa melihat cara memasak menu yang dipesan.

Perbedaan yang terlihat dari restoran pada umumnya dengan restoran organik ini, terletak pada menu dan harga nya. Waktu itu, karena tidak terlalu lapar, akhirnya saya memesan teh detoks dengan harga 37.000, cukup mahal memang, tetapi jika dilihat cara pengolahan, dan kandungan serta manfaatnya hal itu sebanding dengan harga.